Wednesday, June 17, 2009

Subhanallah!

Itulah yang terlintas di kepala pemikiran penulis,setelah selesai membaca entri terbaru karangan Habib Munzir al-Munsawa-pembina majlis ta'lim Majelis Rasulullah.

Betapa hebatnya adab seorang murid kepada gurunya.Sehingga beliau,Habib Munzir al-Munsawa tidak mampu untuk mengangkat mukanya terhadap gurunya,Habib Umar bin Hafidh.Disini saya sertakan sekali artikel beliau untuk tatapan kita semua.Moga ada manfaatnya kepada kita insyaAllah.

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Sunday, 14 June 2009

Aku pamit Wahai Guru Nan Lembut dan Damai


ImageSiang hari sabtu 13 Juni 2009, detik detik pamitanku pada Guru, aku bersimpuh dihadapan Guru, samudera ilmu nan luas.., Guru yg sangat lembut dan berwibawa, seakan akan langit dan bumi sirna ketika aku memandang kelembutan dan kedamaian diwajahnya, berkata Anas bin Malik ra : Belum pernah kami melihat pemandangan yg lebih menakjubkan dari wajah sang Nabi saw (Shahih Bukhari)

Itu adalah dimasa Anas bin Malik ra, namun dimasaku aku menemukan cahaya keindahan itu, sebagaimana sabda Nabiku saw : "Maukah kalian kuberitahu siapakah yg mulia diantara kalian?, mereka adalah yg jika dipandang wajahnya membuatmu ingat pada Allah" (HR Bukhari pada Adabul Mufrad).

Kota Tarim, Hadramaut, Yaman adalah kota kedamaian, cuaca panas terik yg bisa mencapai 45 derajat celcius, namun terik matahari itu sirna dan sejuk dengan keberadaan para ulama shalihin berwajah sejuk dan damai,

Mereka lepas dari segala racun keduniawian, mereka lepas dari segala ketamakan, mereka lepas dari sifat iri dengki, sombong dan segala penyakit hati yg hina, mereka selalu membawa kedamaian dimanapun mereka berada, airmata yg selalu mengalir dalam doa dan munajat, telapak tangan yg selalu terangkat kehadirat Yang Maha Suci dan Maha Abadi, membuat tangan tangan mereka berhak diperebutkan dan diciumi untuk mendapatkan keberkahan ilahiah dari munajat dan doa mereka, Selalu berlemah lembut bahkan pada para pendosa dan hamba yg berlumur kesalahan..

Aku bersimpuh dihadapan Guru, wajahku menunduk dan sangat dekat diahadapannya, airmataku terus mengalir tak kunjung henti jika memandang wajah Guru..

Airmata cinta..
Airmata haru pd kelembutannya..
Airmata semangat bakti padanya dg jiwa dan raga..
Airmata rindu dan selalu ingin bersamanya..
Airmata penyesalan atas perbuatan yg mengecewakannya..

Kuangkat kepalaku lagi menikmati wajah terindah dalam hidupku..
Wajah yg membuatku ingat pada Allah..
Wajah yg selalu memancarkan cahaya khusyu dan damai..
Wajah yg selalu berusaha menyantuni semua hamba ilahi..

Sang Guru tersenyum lembut.., membuatku menunduk dan semakin deras airmataku mengalir haru dan asyik dalam cinta dan bakti padanya..

Seraya berkata lembut : Bagaimana keadaan Jamaah di Indonesia?

Aku terdiam dan tak mampu menjawab..

Seraya berkata lembut : Semoga mereka dalam kebaikan dan kedamaian..
Semoga semakin banyak yg bertobat dan kembali kepada keluhuran..

Aku menjawab : Amiin..
Hanya itu yg bisa keluar dari bibirku..

Sang Guru berkata lagi : Kabarkan padaku..

Aku menangis tersedu sedu dan berkata : Mereka semakin banyak.., mereka semakin banyak tuanku.., saya risau tuanku..

Sang Guru tersenyum.. terdiam.., lalu berbisik lembut : apa yg kau risaukan..?

Aku berkata : musuh semakin banyak… saya risau mereka akan merusak perjuangan kita..., saya tidak mau memerangi mereka.., saya selalu memaafkan mereka sebelum mereka meminta maaf.., namun saya risau pula karena mereka terus ada..

Sang Guru berkata lirih : kita kelompok damai yg tidak memusuhi.., semoga Allah menenangkan kita dari gangguan musuh..

Aku menunduk.. amiiin.. bisikku.., airmata berjatuhan semakin deras..,

wajah indah dan damai itu kembali melantunkan wejangan wejangan lembut dg suara lirih dan terkadang berbisik lembut..,

hingga akhirnya Guru berkata lembut dan pelahan : Adakah yg masih mengganjal dihatimu..?

Aku menunduk.. airmata telah berjatuhan membasahi permadani.., aku diam dan tak berani berucap.., dan beliau menatapku dg cermat dan risau.., dahi Guru berkerenyit tanda beliau benar benar menanti jawabanku.., maka aku berkata lirih.. : mereka dengki pada saya.. saya sedih mengapa mereka dengki pada saya.., dan kemajuan yg semakin pesat justru semakin memicu hal ini.., maka saya tidak tahu harus bagaimana..

Beliau tersandar dan tersenyum.. beberapa detik tanpa suara, lalu beliau melantunkan ayat ayat kejadian Nabi Yusuf as yg didengki oleh saudara saudara kandungnya.. lalu beliau berkata lirih : bahkan anak anak para nabi pun ada yg tidak selamat dari sifat dengki pada saudaranya..

Lalu beliau tersenyum.. senyum yg menghibur jiwa yg risau dan resah..,

Aku tercenung.. lalu beliau menyadarkanku dari lamunanku dg menghentakkan sebuah siwak kepangkuanku.., siwak dipukulkan kepangkuanku.. tanda kedamaian dan keakraban yg sangat menyejukkan..

Aku berkata lirih.. : apa yg harus saya lakukan..?

Maka Guru berbisik lembut : kita adalah kelompok damai, kita adalah kelompok yg selalu berdoa, kita berusaha dg naungan doa, kita bekerja dg naungan doa, kita beraktifitas dengan naungan doa..

Doa kepada Allah.. doa kepada Allah.., doa kepada Allah..

Aku menunduk.. mulai kurasa bahwa aku telah banyak menyita waktu Guru.., aku berbisik disela sela tangis…, saya pamit……

Guru menjawab : kutitipkan engkau pada Allah…..

Aku roboh dalam tangis dan kubenamkan wajahku dipangkuan Guru, aku akan kembali berjuang dalam dakwah.., aku akan berhadapan dg segala apa apa yg semoga Allah meringankan segala bebanku..

beliau menepuk bahuku dg akrab untuk menyemangatiku, akupun bangkit.., berdiri mundur tanpa berani membelakangi.. sambil terus menunduk tanpa berani memandang wajah damai itu lagi.., sampai ke pintu barulah kubalikkan tubuhku..

ImageDisaksikan terik matahari dhuhur kutinggalkan kota Tarim..
Kota kerinduan, kota kedamaian.. kota tempat kekasihku dan Guru Muliaku berada, sang pembimbing diriku menju jalan keluhuran, keluhuran dunia dan keluhuran akhirat..

Pesawatku mendarat di Bandara Soekarno hatta pada Ahad …..

Oh Jakarta.., gemetar dan penuh risau kulangkahkan kaki turun dari pesawat menginjak Bumi Jakarta.., beban.. tanggung jawab.., massa.., kendala.., subhanallah..,

lalu aku membatin.. wahai nafas nafasku.. kau adalah ajang bakti cintaku pada Guru, padanyalah kubaktikan Jiwa ragaku, yg dengan itulah Matahari keridhoan Allah dan Rasul Nya terbit sepanjang waktu bagiku..

Saturday, June 13, 2009

Puteri Santubong


"Ada la urang ya,sik sampe ke atas"

"Tadik bukan main bersemangat,o Mad oo"

"Sikda hal,Allah belom berik rezeki gik",jawab penulis sambil tersenyum.

Pada khamis yang lepas,kami seramai 20 orang telah memulakan ekspidisi menawan puncak gunung Santubong.Namun bukan rezeki penulis untuk menawan puncak gunung tersebut,tetapi tidak mengapa kerana apa yang berlaku pasti ada hikmahnya.



Walaupun tidak sampai ke puncak,namun pelbagai pengajaran yang telah penulis dapat.Indahnya ciptaan Yang Maha Pencipta,sejuknya dibawah lindungan pokok-pokok,indahnya pemandangan dari lereng gunung,luasnya laut,birunya langit,nyanyian-nyanyian zikir unggas dan serangga.

Monday, June 1, 2009

Terima Kasih Samarahan,Serian!

"Sine ndak ka kem East Valley tok kah"
(Kat mana kem East Valley ni)

"Aok eh,sine ndak ka.Lekak Serian ka sebelom?"
(Yelah,kat mana ek.Lepas Serian ke sebelum Serian?)

"Kamek nangga dalam Google ariya sebelom Serian,sik jaoh dari kem PLKN"
(Saya tengok dalam Google hari tu sebelum Serian,tak jauh dari kem PLKN)


Diiringi tawakkal kepada Allah S.W.T,kami para fasilitator dan juga urusetia telah selamat sampai ke destinasi kami,yaitu East Valley Camp.Berlatar belakangkan bukit-bukau,pokok buah-buahan;pokok durian,rambutan.Menambah kesegaran kami ketika sampai disana.

Alhamdulillah,pada 29-31 Mei 2009 yang lepas telah diadakan program Jati Diri & Motivasi dari kalangan fasilitator dan urusetia dari kawasan Kota Samarahan. Peserta yang berjumlah 59 orang yang terdiri dari pelbagai latar belakang yang datang dari kawasan Samarahan dan juga Balai Ringin. Tahniah diucapkan kepada semua yang terlibat dan semoga segala usaha yang telah kita lakukan ini dirahmati dan diberkati oleh Allah S.W.T.

Saya difahamkan bahawa kem ini adalah salah satu projek yang dijalankan oleh pihak BPP-MIS dalam melahirkan lebih ramai fasilitator remaja Islam di Sarawak.Moga segala usaha kita diberkati dan dirahmati oleh Allah S.W.T.


Peserta adalah dikalangan masih belajar;mahupun telah berhenti belajar,sama ada telah berhenti belajar dipertengahan jalan ,mahupun yang telah menamatkan persekolahan mereka.Pastinya ini adalah satu lagi pengalaman yang baru buat saya dan juga menyedarkan saya bahawa beruntungnya saya berada didalam keluarga yang amat-amat mementingkan pendidikan.

Sekali lagi diucapkan tahniah buat semua yang telah menjayakan program ini terutamanya kepada makcik kantin yang telah menaikkan selera kami semua.Enak sungguh masakan makcik.

Akhir kalam,abang doakan agar adik-adik bersama-sama dengan abang berjuang untuk Islam di bumi kenyalang ini.Sarawak menanti kita.

Tuhan lebih mengetahui atas segala sesuatu.